Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka
seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).
Makna yang begitu dalam dari Hadist yang
mulia di atas yang perlu kita perhatikan adalah bahwa sesungguhnya ketiga
amalan yang bermanfaat bagi seseorang setelah ia meninggal, tidak lain hanya
akan didapat oleh seseorang sebagai buah dari pendidikannya terhadap
anak-anaknya. Berbeda dengan amalan lain, yang terkadang tidak mampu mencangkup
ketiga hal tersebut.
Seorang anak yang mendapat pendidikan
islam dari orang tuanya, orang tuanya mengajarkan shalat, puasa, membaca Al
Quran, dan amalan lainnya. Kemudian anak itu pun shalat, puasa, membaca Al Qur’an,
dan beramal sesuai apa yang diajarkan orangtuanya.
Maka, orangtuanya pun akan diberikan
pahala shalat, sebagaimana pahala shalat anaknya, mendapatkan pahala puasa
sebagaiamana puasa anaknya, dan seterusnya. Ini merupakan poin pertama, bahwa
mendidik anak adalah pahala jariyah.
Dan apa yang orang tuanya ajarkan berupa
ilmu, yang ia beramal dengan imu tersebut merupakan ilmu yang bermanfaat
baginya. Sehingga orang tuanya pun mendapatkan pahala yang terus mengalir dari
apa yang telah ia ajarkan.
Kemudian hal ketiga, tatkala seorang
mendidik anaknya dengan baik dalam pendidikan islam. Iapun akan berbakti
kepadanya, dan salah satu bentuk baktinya adalah mendoakannya tatkala ia telah
wafat.
عن أَبِي هُريرةَ ، أَنَّ رسولَ اللَّه ﷺ
قالَ: مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ
تَبِعَهُ، لا يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُورِهِم شَيْئًا، ومَنْ دَعَا إِلَى
ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لا يَنْقُصُ
ذلكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا رواه مسلم
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Shalallahu’alaihi
wa sallam bersabda : “Barang siapa yang menunjuki kepada petunjuk, maka baginya
pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang
tersebut sedikitpun. Barang siapa yang menunjuki kepada kesesatan, maka baginya
dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa orang tersebut
sedikitpun. (HR. Muslim)
Barang siapa yang belajar dari orang tuanya keburukan,
meminum khamr misalnya atau menonton film atau video porno. Maka bagi
orangtuanyalah dosa, sebagaimana dosa anaknya yang melakukan perbuatan buruk
tersebut. Na’udzubillah…
Semoga kita Allah jadikan orang tua yang selalu mengajarkan
dan mengajak anak2 kita kepada kebaikan dan kebenaran, sehingga kita termasuk
orang yang mendapat pahala yang terus mengalir walaupun kita sudah wafat.
Aamiiin…
Post A Comment:
0 comments so far,add yours