Oktober 2020





Program Gerakan Sarapan Berkah adalah program rutin lazis aba untuk memberikan sarapan kepada para pencari nafkah di pagi hari


Nasi putih hangat, didampingi lauk-pauk nikmat. Sebut saja Ayam Goreng, Ayam Kecap, Ayam Opor dipadu padankan dengan lauk pendamping seperti tempe orek, kentang balado, dan bihun goreng. Lengkap dengan sayur dan sambal. Yummii... Lezat !!

Itulah menu-menu yang kita sajikan dalam Gerakan Sarapan Berkah untuk para pemulung, pedagang keliling, pengemudi ojek online, supir angkot, penyapu taman, serta para pencari nafkah harian lainnya dipagi hari.


Apa itu Gerakan Sarapan Berkah (GSB)?

Sebuah gerakan sedekah dengan memberikan sarapan pagi kepada pemulung, tukang sampah, pedagang kecil dan pedagang keliling, ojek online serta penerima manfaat lainnya yang membutuhkan . Dengan mengharap keberkahan dari Allah, Sarapan pagi yang kami berikan terdapat syiar yang kami cantumkan dikemasan nasi box. “Sungguh Allah sayang padamu, Rizki ini diantar langsung oleh Nya ke tangan mu. Bersyukurlah, segera temui Dia dalam shalat mu.”  Begitulah salah satu kalimat  syiar LAZIS ABA, Dan setiap harapan dan doa dari donator kami , para penerima manfaat mendoakan untuk para muhsinin tersebut .


Secara umum sedekah merupakan amalan yang senantiasa dianjurkan dalam al-Qur’an dan hadist, akan tetapi ada yang menarik disini, yakni Allah dengan tegas menyebutkan “memberi makan orang miskin” dalam Surah Al Maa’uun, yang mana jika kita artikan secara sederhana bahwa Allah dengan tegas menyebutkan sedekah makanan kepada orang miskin merupakan sedekah yang sangat di anjurkan bahkan jika enggan melakukan atau sekedar menganjurkan, maka Allah ancam sebagai orang yang telah mendustakan Agama.

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya’  dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al Maa’uun: 1-7)

Dan mengapa di pagi hari? 

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).” (HR. Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010)

Doa malaikat adalah doa yang mustajab, benar-benar mudah diijabahi atau dikabulkan. Untuk itu mari kita mengambil kebaikan dipagi hari dengan ikut berdonasi melalui Gerakan Sarapan Berkah Rp. 15.000,-/ Box.

Donasi Sekarang

 


عَنْ أَمِيرِ المُؤمِنينَ أَبي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضيَ اللهُ عنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: (( إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَِى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ )). رَوَاهُ إِمَامَا الْمُحَدِّثِيْنَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ بَرْدِزْبَهْ الْبُخَارِيُّ، وَأَبُوْ الْحُسَيْنِ مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ بْنِ مُسْلِمٍ الْقُشَيْرِيّ النَّيْسَابُوْرِيّ، فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا اللَّذَيْنِ هُمَا أَصَحُّ الْكُتُبِ اْلمُصَنَّفَةِ


Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Al Khaththab adia berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Amalan-amalan itu hanyalah tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu hanyalah akan dibalas berdasarkan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya keapda Allah dan Rasul-Nya. Namun barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut.” (Diriwayatkan oleh dua Imamnya para ahli hadits, Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj  bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi dalam dua kitab shahih mereka, yang keduanya merupakan kitab yang paling shahih diantara kitab-kitab yang ada.).[1]

[1]  Diriwayatkan oleh al Bukhari (1) dan Muslim (1907).

Hadist ini adalah hadist yang begitu agung.

Berkata Imam Asy Syafi'i Rahimahullahu : " Hadist ini merupakan Sepertiga Ilmu, dan masuk ke dalam 70 bab dalam pembahasan ilmu fikih"

Berkata Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullahu : "Tidak ada satupun berita (Hadist) dari Nabi Shalallahu 'alaihi Wa Sallam yang lebih mujma', lebih berharga, atau lebih banyak faidahnya dari hadist ini".

Dan Imam Ibnu Daqiq Al 'Aid Rahimahullahu menyebutkan alasan hal itu (Pernyataan Imam Ahmad) dengan mengatakan :" Karena jika seseorang melakukan perbuatan, pasti melakukannya dengan Hatinya, Lisannya, dan anggota badannya. Dan niat adalah salah satu jenis perbuatan dari tiga hal tersebut"

Hadist ini keluar karena disebabkan adanya salah seorang yang berhijrah dari Makkah ke Madinah bukan karena ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Akan tetapi, karena dirinya mengejar seorang gadis yang ikut berhijrah bersama para sahabat yang bernama Ummu Qais.

Kisah berawal dari Ummu Qais, seorang wanita cantik dari Makkah yang menolak lamaran seorang pria.

Ketika ada risalah yang memrintahkan hijrah, Ummu Qais ikut bersama Rasulullah ke Madinah. Mengetahui hal tersebut, sang pelamar yang menyukainya ikut berhijrah.

Dari sana-lah, pria tersebut disebut Muhajjir Ummu Qais (orang yang behijrah karena Ummu Qais)

Para ulama menukil kisah seseorang yang hijrah dari Makkah ke Madinah, menjadi Asbabul Wurud (sebab dibicarakan) hadits tentang niat tersebut.

Imam Nawawi bercerita. “Ia (muhajjir Ummu Qais) tidak menghendaki, dengan hijrahnya itu. Ia hanya berhijrah supaya bisa menikah dengan seorang wanita bernama Ummu Qais. Sehingga ia dijuluki dengan Muhajir Ummu Qais. 


Makna Hadist :

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Benar dan rusaknya amal itu tergantung niatnya. Barangsiapa yang niatnya benar, maka baginya pahala dan ganjaran dari Alloh Subhanahu wa ta'aalaa. dan barangsiapa yang niatnya buruk, maka tidak ada baginya pahala dan ganjaran kebaikan. Dan barangsiapa berniat sesuatu maka ia tidak akan mendapatkan selainnya.

فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَِى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ

Maksudnya adalah barangsiapa yang berhijrah karena mengharap wajah Allah dan ingin mengikuti Rasulullah. Maka, Hijrahnya kepada Allah dan RasulNya mendapatkan pahala dan balasan kebaikan. Demikian juga semua jenis amal sholih, barangsiapa beramal karena Allah maka akan mendapatkan pahala. Akan tetapi, jika amal tersebut untuk selain itu, baik itu karena dunia, kedudukan,  syahwat, dan sum'ah maka tidak ada pahala sama sekali baginya.

وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Maksudnya barangsiapa yang berhijrah karena meninginkan dunia atau wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya tersebut akan mendapatkan apa yang ia niatkan tersebut dan tidak ada pahala baginya sama sekali. Tidak ada balasan kebaikan dari Allah Subhaanahu wa ta'aalaa, begitupula semua amal sholih. Baik itu beruba amal ketaatan atau amalan yang mubah yang diniatkan untuk selain Allah, maka amal ini tidak mendapatkan balasan kebaikan maupun pahala darinya.

Faidah Hadist :

1. Asal dari diterimanya amal adalah Ikhlas, Allah tidak akan menerima amal yang dikerjakan tanpa ikhlas kepadaNya.

2. Orang yang melakukan amal sholih, akan tetapi tidak berniat mendapatkan pahala dan balasan kebaikan dari Allah maka dia tidak akan diberikan ganjaran pahala

3. Demikian juga, barangsiapa melakukan amal ketaatan atau selainnya akan tetapi ia beniat bersama dengan Allah sesuatu yang lain (berbuat Syirik), maka ia juga tidak akan diberikan pahala.

4. Seseorang yang beramal dengan amalan mubah atau perkara dunia, akan tetapi ia beniat untuk mendekatkan diri kepada Allah maka ia akan diberikan ganjaran berupa pahala.